Perubahan iklim telah membawa perubahan besar yang dirasakan langsung oleh masyarakat di Provinsi Maluku. Sebagai wilayah kepulauan dengan lebih dari 1.400 pulau dan daratan yang hanya mencakup sekitar 7,6% dari total wilayahnya, Maluku sangat rentan terhadap dampak krisis ini. Nelayan harus melaut lebih jauh untuk mencari ikan, petani menghadapi curah hujan yang tidak menentu, dan masyarakat pesisir mulai kehilangan akses ke air bersih akibat intrusi air laut. Tantangan ini membutuhkan perhatian serius, tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari generasi muda yang akan menjadi pionir solusi.
Di sinilah pentingnya Net Zero Heroes (NZH) Workshop. Program ini dirancang untuk membekali anak muda dengan pemahaman mendalam tentang perubahan iklim, sekaligus memberikan keterampilan praktis untuk berkontribusi dalam mencari solusi. Melalui workshop ini, peserta diajak memahami tantangan global seperti yang dihadapi masyarakat Maluku, sekaligus mengidentifikasi langkah konkret yang dapat mereka lakukan sesuai dengan keahlian dan bidang mereka masing-masing. NZH Workshop tidak hanya menanamkan kesadaran, tetapi juga memupuk semangat kolaborasi untuk masa depan yang lebih berkelanjutan.
Menjejakkan langkah di kawasan Indonesia Timur Indonesia, GAWIREA bekerjasama dengan Universitas Pattimura sebagai -salah satu lokasi untuk pelaksanaan Net Zero Heroes Workshop yang kedua. Universitas Pattimura merupakan salah satu kampus tertua di Indonesia Timur, berdiri sejak tahun 1962 dan menjadi pelopor pentingnya pendidikan di wilayah Maluku, NZH Workshop dilangsungkan pada Sabtu, 23 November 2024 di Ruang Aula, Fakultas Teknik, Universitas Pattimura dengan 42 orang peserta, NZH masih dengan tema utama NZH Workshop mengangkat tema, “Where We Stand: The Climate Crisis Reality and the Imperative for a Just Energy Transition”.
“Pattimura – Pattimura tua boleh dihancurkan, tetapi kelak Pattimura – Pattimura muda akan bangkit.”
– Thomas Matulessy –
Peserta Net Zero Hero Workshop di Universitas Pattimura (GAWIREA, 2024)
Sesi pertama kegiatan menghadirkan materi membangun masa depan energi yang berkeadilan. Materi disampaikan dengan metode presentasi menjelaskan secara mendalam latar belakang terjadinya krisis iklim saat ini, disertai dengan solusi konkret yang dapat diambil oleh anak muda untuk berperan aktif dalam mengatasi krisis tersebut sesuai dengan bidang keilmuan yang mereka tekuni.
Mayoritas peserta yang didominasi dari fakultas teknik menjadi tolak ukur tentang pembahasan energi terbarukan. Oleh karena itu, diskusi terkait energi terbarukan sudah familiar dibahas melalui kurikulum pembelajaran di universitas. Meskipun topiknya terdengar teknis, workshop ini disampaikan dengan cara yang mudah dipahami, sehingga peserta dapat mengerti bagaimana teknologi energi terbarukan bekerja dan manfaatnya bagi kehidupan sehari-hari.
“Workshop GAWIREA ini bagi saya bisa membantu dalam memperkenalkan isu perubahan iklim kepada pemuda Maluku, khususnya yang barangkali kurang dalam edukasi krisis iklim,” tutur Ragiel, salah satu peserta dari Universitas Pattimura.
Diskusi Peran Anak Muda dalam Krisis Iklim (GAWIREA, 2024)
Keseruan NZH Workshop berlanjut dengan simulasi pembangkit listrik tenaga surya sistem off-grid di sesi kedua. Sesi ini bertujuan memperkenalkan perangkat listrik tenaga surya. Melalui sesi ini, peserta workshop diharapkan dapat mengetahui apa saja alat yang digunakan dan cara kerja sistem tersebut dari energi matahari/panas hingga menjadi listrik.
Pada sesi ini peserta diberikan penjelasan umum tentang energi surya. Setiap peserta interaktif untuk mengikuti pembahasan dan diskusi terbuka sebelum melakukan demonstrasi perangkat sistem energi surya. Peserta yang sudah dibekali materi tentang energi surya memperlihatkan implementasi materi untuk diterapkan secara praktis merakit pembangkit listrik tenaga surya sistem off grid.
Demonstrasi Perangkat Solar Panel bersama Kak Hisaint (GAWIREA, 2024)
Sesi terakhir kegiatan workshop diisi dengan permainan Net Zero Hero Tools yang memberikan kesempatan kepada peserta untuk memahami strategi berkelanjutan yang diterapkan dalam suatu negara dalam menghadapi krisis iklim. Pada sesi ini, peserta dibagi kedalam kelompok untuk memilih, berdiskusi, dan menyusun kartu aksi serta kebijakan yang relevan dengan tujuan bersama. Melalui permainan ini, setiap peserta dapat peserta dapat mengeksplorasi peran masing-masing negara dalam menghadapi tantangan serta proses adaptasi terhadap dampak krisis iklim.
Perkembangan setiap peserta mulai terlihat setelah memasuki sesi terakhir, yaitu Net Zero Hero Tools. Dari sini, pemahaman peserta mengenai isu transisi energi sudah berkembang dan terstruktur untuk menemukan peluang solutif dari permasalahan. Setelah sesi ini peserta memiliki bekal kompetensi untuk mengemukakan pendapat secara diplomasi dengan landasan seorang akademisi.
Peserta Menjelaskan Strategi Negaranya Menghadapi Krisis Iklim Bersama Kak Ichal (GAWIREA, 2024)
“Sebagai anak muda, menurut saya sangat amat bagus kita harus berorganisasi dalam suatu kegiatan yang memberikan dampak besar bagi negara kita,” tutur Wirda, salah satu peserta yang juga berasal dari Universitas Pattimura.
Workshop ini diakhiri dengan refleksi mendalam dari para peserta, yang menyadari betapa kompleksnya tantangan krisis iklim sekaligus pentingnya kolaborasi untuk mencari solusi. Meskipun perjalanan menuju masa depan yang berkelanjutan masih penuh dengan hambatan, sesi ini berhasil menanamkan harapan kecil dan langkah awal bagi anak muda untuk mulai berperan dalam kapasitas mereka masing-masing. Dengan kesadaran yang lebih tajam, mereka pulang membawa tanggung jawab untuk terus belajar dan berkontribusi, sekecil apapun dampaknya.