Share this post on:

Ngabang menjadi pusat perekonomian dan pendidikan di Kabupaten Landak. Catatan sejarah yang ditulis oleh Belanda mengatakan daerah Landak dulunya memiliki nama “Land-Dyak” yang berarti Tanah Dayak. Maka dari itu, GAWIREA hadir bagi para pemuda suku dayak untuk membahas isu perubahan iklim di tengah  tanah dan hutan kalimantan yang terdampak deforestasi, pertambangan, dan perkebunan sawit.

Tiga pilar pedoman kehidupan Suku Dayak Kanayan Kalimantan Barat, “Adil Ka’ Talino, Bacuramin Ka’ Saruga, Basengat Ka’ Jubata.” Setiap kegiatan di Kabupaten Landak selalu di mulai dengan tiga pilar ini untuk salam pembuka. Pedoman tersebut memiliki arti Adil kepada Sesama Manusia, Bercermin ke Surga, Nafas Hidup itu berasal dari Tuhan. 

Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo menjamu kami di pelataran kampusnya yang asri dengan peserta workshop sebanyak 35 mahasiswa. GAWIREA hadir untuk membuka topik diskusi anak muda dayak terkait krisis iklim di sektor transisi energi. Merangkul para anak muda dayak adalah misi kami untuk membangun para pemuda menjadi heroes baru. Para anak muda ini akan menaiki perahu sampan yang mengarungi sungai kapuas sebagai penjaga lingkungan.

Peserta Net Zero Hero Workshop di Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo (GAWIREA, 2024)

Kegiatan pertama dibuka dengan materi pengantar transisi energi untuk  membangun masa depan lingkungan. Materi ini membuka sudut pandang baru untuk para mahasiswa mengenai asal mula krisis iklim dapat terjadi. Dalam sesi ini juga mahasiswa dari berbagai latar belakang dapat melihat pada sektor mana mereka bisa berkontribusi.

“Terimakasih kepada gawirea sudah mengadakan kegiatan workshop ini untuk memperkenalkan krisis iklim kepada kami” tutur Dodi, salah satu mahasiswa Universitas Katolik Santo Agustinus Hippo.

Penandatanganan Kerjasama (GAWIREA, 2024)

Diskusi Peran Anak Muda dalam Krisis Iklim (GAWIREA, 2024)

Materi kedua menghadirkan perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Surya sistem off-grid sederhana untuk bahan pembelajaran mahasiswa. Sesi ini memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mensimulasikan pembangkit listrik dengan setiap alat yang disediakan sebagai metode pengenalan dasar energi ramah lingkungan.

Demonstrasi Perangkat Solar Panel Bersama Kak Hisaint (GAWIREA, 2024)

Peserta Menjelaskan Strategi Negaranya Melawan Krisis Iklim Bersama Kak Ichal (GAWIREA, 2024)

Kegiatan workshop ditutup dengan permainan Net Zero Hero Tools. Melalui permainan ini setiap peserta dapat mempelajari negara – negara di dunia menentukan strategi nasional dalam mengatasi krisis iklim. Permainan ini dilakukan secara berkelompok yang setiap kelompoknya akan menentukan kartu aksi dan kebijakan berkaitan dengan iklim. Mengadaptasi gambaran sederhana bagaimana diskusi global berbicara tentang iklim dapat membuka peluang anak muda indonesia untuk berbicara menceritakan kisah dari setiap daerahnya.. 

Share this post on: